Rumahku Istanaku
Rumahku Kediamanku

Jumat, 25 September 2009

Hal yang sering terjadi dalam Pemeliharaan Bangunan




Hal-hal yang sering terjadi pada pekerjaan pemeliharaan dan perawatan adalah sebagai berikut:

1. Keramik. Salah satu kerusakan yang sering terjadi adalah terangkatnya keramik (yang sering disebut dengan pumping atau meledak). Adapun sebab-sebab terangkatnya keramik adalah:

a. Terjadi penguapan air adukan yang mengakibatkan penyusutan.

b. Adanya getaran-getaran.

c. Terjadi perubahan temperatur.

d. Terjadi penurunan bangunan.

e. Terjadi benturan antara keramik dengan benda keras.

2. Granit atau Marmer. Pemeliharaan granit atau marmer relatif lebih mudah dibandingkan dengan material lain. Selain kuat, granit atau marmer juga tahan terhadap jamur atau lumut. Bila permukaannya tampak kusam, dapat dilakukan pemolesan dengan alat poles yang dicampur aditif khusus poles granit, seperti osasil.

3. Lantai kayu atau parket. Pemeliharaan lantai kayu relatif agak sulit dibanding material lain. Hal ini disebabkan kayu mudah tergores dan bahan lapisannya pun mudah pudar.


4. Lantai teraso. Pemeliharaan lantai teraso hampir sama dengan perawatan lantai granit. Selain kuat, lantai teraso pun tahan terhadap jamur atau lumut. Namun, dengan dipel secara rutin dgn menggunakan aditif pembersih maka lantai akan tampak kembali mengkilat.

5. Dinding tembok. Kerusakan pada dinding tembok sering terjadi pada masalah cat ataupun temboknya sendiri. Pengelupasan cat dinding biasanya diawali dengan timbulnya gelembung-gelembung pada bagian permukaan cat. Permasalahan ini disebabkan oleh proses finishing tembok yang tidak baik dan faktor kelembapan. Selain itu, masalah ini juga data terjadi akibat pengecatan ulang langsung ditimpahkan pada cat lama tanpa dibersihkan telebih dahulu. Sedangkan masalah yang sering terjadi pada temboknya sendiri adalah adanya sebagian tembok yang mengalami basah dan retak-retak.
Dinding basah lebih banyak disebabkan oleh faktor campuran bahan plesteran yang tidak baik, misalnya campurannya kurang semen atau jenis pasirnya mengandung banyak lumpur walaupun semennya cukup. Sementara kasus tembok yang retak-retak terjadi akibat pengacian dilakukan saat plesteran masih basah atau adukan yang digunakan menggunakan pasir yang mengandung banyak lumpur.

6. Plafon basah. Plafon yang basah biasanya akan menimbulkan bercak warna kecokelatan bila sudah kering. Besar kecilnya bercak tersebut tergantung besar-kecilnya kebocoran pada atap. Tindakan perbaikan untuk kasus seperti ini tidak hanya pada plafonnya, tetapi harus dimulai dari penyebabnya, yaitu atap yang bocor. Ada beberapa kasus bahwa cat pada plafon masih tetap menempel dengan baik, terutama bila penutup plafonnya terbuat dari triplek. Untuk hal ini sebaiknya dilakukan pengecatan dengan cat minyak terlebih dahulu, kemudian barulah dicat dengan cat tembok.

0 comments: